Memahami Perspektif Masyarakat Terhadap Hunian Vertikal Rumah Susun


Memahami Perspektif Masyarakat Terhadap Hunian Vertikal Rumah Susun

Hunian vertikal, seperti rumah susun, menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah keterbatasan lahan di perkotaan. Namun, bagaimana sebenarnya pandangan masyarakat terhadap hunian vertikal ini? Apakah mereka merasa nyaman atau justru merasa terkekang dengan ruang yang sempit?

Menurut Budi Prasetyo, seorang arsitek yang telah banyak merancang hunian vertikal, masyarakat sekarang sudah mulai memahami pentingnya hunian vertikal sebagai solusi kebutuhan tempat tinggal di perkotaan yang semakin padat. “Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang baik tentang manfaat dan kelebihan hunian vertikal, agar mereka bisa menerima dan menikmati tinggal di rumah susun,” ujarnya.

Namun, tidak semua masyarakat memiliki pandangan yang sama terhadap hunian vertikal. Menurut survey yang dilakukan oleh Lembaga Riset Properti Indonesia (LRPI), sebagian masyarakat masih merasa ragu untuk tinggal di rumah susun karena adanya stigma negatif terkait dengan hunian vertikal. Mereka khawatir akan keamanan, keterbatasan ruang, dan kurangnya fasilitas yang memadai.

Dalam hal ini, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang hunian vertikal. “Pemerintah harus memberikan edukasi yang komprehensif kepada masyarakat agar mereka bisa memahami betapa pentingnya hunian vertikal dalam mengatasi masalah keterbatasan lahan di perkotaan,” tuturnya.

Memahami perspektif masyarakat terhadap hunian vertikal, seperti rumah susun, merupakan langkah awal yang penting dalam mengubah stigma negatif menjadi positif. Dengan memberikan pemahaman yang baik dan membangun fasilitas yang memadai, diharapkan masyarakat bisa menerima dan menikmati tinggal di hunian vertikal sebagai pilihan yang cerdas dan efisien.